Kamis, 13 November 2014

Manajemen Kualitas

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN

( Manajemen Kualitas )


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtw-BPNV-CO3wSg-cyOYI5_SIe0paGEBMsFFAE2yXS6n_s-btTucVUr6V_8fXmGoPqJjMbU8O9zQClso4HBt_37uVWzfPqSEzd_mrpF7AP2_O16yjYAXnBWClWEJqEVYWbPPc7r55gqxg/s1600/FFF.png


DISUSUN OLEH :

1.  Anis Khoerunnisa
2.  Cucun Cahyati
3.  Noviana Sari

Semester V A


UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
Jl. H. Ir. Juanda Km. 3 Singaraja – Indramayu 45213
Telp. (0234) 275946 Fax. (0234) 275946

DAFTAR  ISI

Kata pengentar………………………………………………………………..………  i
Daftar isi……………………………………………………………………………… ii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ………………………..……………………..………………...… 1
1.2  Rumusan Masalah ………………………………….. .……..………………….... 4
1.3  Tujuan Penulisan………………………………….. ……………..……………… 4
BAB II  PEMBAHASAN
2.1Kualitas dan Strategi…………………..…………………..…………………..….. 5
2.2 Definisi Kualitas…………………..……..…………………..…………………..  6
2.3 Biaya Kualitas …………….……………..…………………..………………….. 8
2.4 Standar Kualitas Internasional …………………..…………..………………….. 12
2.5 Konsep Dasar antara Deming, Juran, dan Crosby …………..………………….. 20
BAB III   PENUTUP
3.1Kesimpulan……………………………….………………………………….…   25
3.2  Saran……………………………………………………..…………………….. 28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….….…………………. 29

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, para ahli sejarah mendifinisikan bahwa masa sekarang merupakan masa produktivitas karena banyak negara yang mencoba menciptakan berbagai produk yang diminati oleh banyak konsumen. Salah satu contohnya adalah Jepang. Negara ini mengalami revolusi dalam bidang kualitas yang menyebabkan banyak konsumen yang lebih menyukai produk dari Jepang dibanding dari negara asal konsumen itu sendiri. Dapat diambil contoh seperti konsumen Amerika lebih menyukai produk Jepang, tapi produsen Amerika tidak menyukainya. Orang amerika telah mengekspor jutaan kesempatan kerja dan neraca perdagangannya timpang sehingga dipaksa untuk melawan revolusi kualitas tersebut.
Oleh karena itu, meningkatnya persaingan semakin menyadarkan perusahaan akan pentingnya kualitas. Arti mutu atau kualitas yang awalnya bersifat netral perlahan-lahan bergerak ke arah yang positif. Upaya untuk meningkatkan kualitas ini sudah dimulai pada dekade 1980-an, dimana banyak perusahaan mengambil inisiatif untuk meningkatkan mutu tetapi hanya sedikit sekali yang berhasil menjadi pemimpin di bidang mutu. Dengan demikian, persaingan di bidang mutu meningkat dengan drastis.
Dr. Joseph M Juran salah satu Guru dalam Bidang Manajemen Kualitas memberikan definisi tentang manajemen kualitas sebagaikumpulan aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan
kualitas dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Kualitas adalah bagian dari setiap Agenda Manajemen Atas (Top Management).
Manajemen Atas merupakan salah satu Pengendali Organisasi dalam menjalani Visi dan Misi Perusahaan, dan untuk mencapai Sasaran serta Cita-cita Bisnis yang telah dicanangkan, maka perlu adanya Agenda Kerja yang terintegrasi di semua lapisan organisasi.
2.      Tujuan dan Sasaran Kualitas selalu masuk dalam Rencana Bisnis (Business Plan)
Tumbuh Kembang Perusahaan diawali dengan Business Plan yang jelas, setelah Anda mempunyai Business Model yang akan dijalankan, selanjutnya kelengkapan dari sisi Infrastruktur dan Substansi Bisnis harus didukung dengan sebuah Perencanaan yang Strategis.  Kualitas menjadi salah satu poin penting dalam Business Plan. Tidak ada namanya Bisnis jika Anda tidak melakukan Penjualan.  Dan penjualan sangat relevan dengan pelanggan.  Sedemikian Peningkatan Kualitas akan terkait dengan Keinginan dan Kebutuhan Pelanggan dan Pasar.
3.      Sasaran Manajemen Kualitas selalu disebar dalam Tingkatan Pengambil Tindakan (Execution Level)
Rencana yang Strategis dan Matang tidak akan terwujud dalam sebuah Performa dan Kinerja yang Sukses jika hanya menjadi Wacana di tingkat Pengambil Kebijakan.  Karena itulah Manajemen Kualitas akan disebarkan diseluruh Pengambil Tindakan atau Level Eksekusi.

4.      Pelatihan atau Training dilaksanakan disemua Tingkat
Untuk membuat sebuah Rencana Strategis berhasil diperlukan persamaan persepsi dan pemahaman akan Manajemen Kualitas.  Anda perlu melakukan Sosialisasi dan Pelatihan tentang Manajemen Kualitas disemua Lapisan Organisasi.
5.      Pengukuran Manajemen Kualitas berlaku menyeluruh di semua level organisasi
Proses yang berjalan dengan Baik pada akhirnya memberikan Hail yang baik pula, dan untuk menghindari adanya Penyimpangan dan Penyalahgunaan Wewenang atau Kebijakan, diperlukan Pengukuran Kerja yang bersifat Periodik ataupun Tentative, sehingga Manajemen Kualitas bernilai sempurna sejak direncanakan sampai dilaksanakan.
 Manajemen Kualitas adalah fundamental dalam sebuah strategi perusahaan.  Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas yang baik, maka hasil dan kinerja akan berlaku untuk jangka panjang.
Di lain pihak, perdebatan tentang kualitas melibatkan permasalahan tentang bagaimana mendefinisikan kualitas, bagaimana mengukurnya dan bagaimana menghubungkannya dengan laba. Ada banyak sekali batasan tentang kualitas, tetapi tidak satu pun yang dapat menjelaskan dengan tepat apa sebenarnya kualitas itu. Dalam arti luas, kualitas adalah sesuatu yang dapat disempurnakan. Paradigma berbagai konsumen tentang kualitas itu sendiri tidaklah sama. Dalam surevi yang dilakukan ASQC (American Society for Quality Control) dan Gallup Organization terhadap lebih dari 3000 konsumen di Amerika Serikat, Jepang dan Jerman Barat dapat kita lihat berbagai pandangan mutu dari sudut konsumen yang dapat menimbulkan perbedaan standar mutu untuk tiap negara.
1.2.  Rumusan Masalah
1.            Apa itu Kualitas dan Strategi ?
2.            Apa Definisi Kualitas ?
3.            Apa itu Biaya Kualitas ?
4.            Bagaiamana Standar Kualitas Internasional ?
5.            Bagaimana konsep dasar Demings, Juran, and Crosby on Quality ?

1.3.   Tujuan Penulisan
     Tujuan dalam permasalahan ini sangat berguna bagi kita semua terutama pada penulis, karena supaya kita bias mengetahui bagaimana pengendalian mutu itu bisa kita jalankan dengan baik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Kualitas dan Strategi

Arnold Palmer Hospital menemukan bahwa kualitas merupakan obat kuat untuk memperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu mambangun strategi diferensiasi, biaya rendah, dan respon cepat sukses. Kualitas adalah faktor penentu keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan. Peningkatan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang kemudian akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat perusahaan mempercepat respon mereka, merendahkan harga jual, dan meningkatkan reputasi mereka dengan produk-produk yang berkualitas. Meningkatkan kualitas menurunkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang, dan biaya garansi.
Perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di bandingkan dengan kualitas yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh terhadap organisasi secara keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting adalah membangun sebuah organisasi yang dapat mencapai kualitas dan mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Suatu strategi kualitas yang berhasil dimulai dengan lingkungan organisasi yang membantu perkembangan kualitas yang berhasil dan diikuti oleh pemahaman prinsip kualitas; upaya untuk melibatkan para pekerja dalam aktivitas yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kualitas.

2.2    Definisi Kualitas
 Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin qualis yang berarti sebagaimana kenyataannya’.Definisi kualitas secarai nternasional (BS EN ISO 9000:2000) adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003:4).
Sedangkan menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92).
Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai ‘kesesuaian untuk digunakan’. Definisi ini mencakup keistimewa
·         
     THE INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION (ISO)
Kualitas adalah "totalitas fitru-fitur dan karakteristik-karakteristik dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu atau kebutuhan yang tersirat"
·         M. SUYANTO (AMIKOM YOGYAKARTA)
Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifik pelanggan. Kualitas meliputi kualitas kinerja, kesesuaian, daya tahan, dan keandalan.
            Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna dimana kualitas tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan membuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.

Pengaruh Kualitas
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan kualitas itu penting, yaitu:
-          Reputasi Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
-          Kehandalan Produk.
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang, memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.
-          Keterlibatan global.
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan harganya secara global.
2.3 Biaya Kualitas
Adalah biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar karena tidak sesuai dengan standar.
Ada empat kategori utama yang dikaitkan dengan biaya kualitas, yaitu:
-          Biaya Pencegahan
Biaya yang terkait dengan mengurangi kemungkinan komponen atau jasa mengalami kerusakan. Contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas.
-          Biaya Penaksiran
Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa. Contoh: biaya pengujian, laboraturium, dan pemriksa.
-          Kegagalan internal
Biaya yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum diantarkan ke pelanggan. Contoh: rework, scrap, dan waktu tunggu akibat mesin rusak
-          Biaya eksternal
Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat. Contoh: rework, barang yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan kepercayaan, dan biaya pada masyarakat.
Tiga biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk yang berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi berpendapat bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya agresif di bidang kualitas.

Pengukuran Biaya Kualitas
            Biaya kualitas juga dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diobservasiadalah biaya-biaya yang tersedia dari pencatatan akuntansi organisasi.Biaya kualitas yang tersembunyi adalah biaya kesempatan yang dihasilkan dari kualitas buruk.
Ada tiga metode yang diusulkan untuk menaksir biaya kualitas tersembunyi, yaitu:
1.      Metode Multiplikasi
Mengasumsikan bahwa total biaya gagal hanya merupakan multiplikasi biaya-biaya gagal yang diukur.
                 
 Total biaya gagal eksternal = k (biaya gagal eksternal yang diukur)


Dimana k adalah efek multiplikasi berdasarkan pada pengalaman. Memasukkan biaya tersembunyi dalm penilaian jumlah biaya gagal eksternal membuat manajemen dapat lebih akurat dalam menentukan tingkat pengeluaran sumber daya untuk aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian. Dengan kenaikan biaya gagal, diharapkan pihak manajemen akan meningkatkan investasinya dalam biaya kontrol.
2.      Metode Riset Pemasaran
Metode riset pasar formal adalah metode-metode yang digunakan untuk menilai efek dari kualitas buruk pada penjualan dan pangsa pasar. Hasil riset pemasaran dapat digunakan untuk memproyeksikan laba rugi akan datang yang disebabkan oleh kualitas buruk.
3.      Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi
Fungsi ini mengasumsikan bahwa setiap variasi dari nilai sasaran karakteristik kualitas menyebabkan biaya kualitas tersembunyi. Biaya tersembunyi meningkat secara kuadratikal ketika nilai aktual menyimpang dari nilai sasaran.
Rumus:


   L(y) = k (y – T)2



Dimana:
k = konstanta proporsional yang tergantung pada struktur biaya gagal eksternal organisasi
y = karakteristik nilai kualitas aktual
T = karakteristik nilai kualitas sasaran
Untuk menerapkan fungsi taguchi, k harus diestimasi. Nilai untuk kdihitung dengan membagi estimasi biaya pada satu batas spesifik  dengan deviasi kuadrat batas tersebut dari nilai sasaran:
                                k =    c
                                         d2
dimana:
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = jarak antara batas dengan nilai sasaran

Etika dan Manajeman Kualitas
Bagi seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu pekerjaan yang terpenting. Kurangnya proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas rendah tidak hanya mengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga dapat menimbulkan kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan pemerintah.
Jika sebuah perusahaan yakin telah memperkenalkan sebuah produk yang layak dipertanyakan, maka tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis. Sebuah perusahaan manufaktur harus menerima tangggung jawab untuk setiap produk berkualitas rendah atau produk-produk yang terkontaminasi yang mereka pasarkan kepada masyarakat.
Ada banyak pihak berkepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang saham, para pekerja, pelangan, pemasok, distributor dan kreditor. Dalam hal etika, setiap perusahaan harus mengembangkan nilai inti yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua orang.
2.4  Standar Kualitas Internasional
ISO 9000
Kualitas secara global sangat penting sehingga dunia bersatu menciptakan kualitas, ISO 9000. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk organisasi.
Sertifikasi ISO 9000
Untuk memiliki sertifikat ISO 9000, suatu organisasi harus melalui proses selama 9 hingga 18 bulan yang mencakup dokumentasi prosedur kualitas, penilaian lapangan, dan serangkaian audit yang terus berjalan terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya.






Manfaat ISO 9000:
1.      Aspek Konsistensi Pelaksanaan dan Pengawasan
Memberikan pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu.
 Memastikan konsistensi untuk memelihara mutu produk/jasa.
 Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu
2.      Aspek Pengendalian Pencegahan
Menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi mutu
Mendokumentasikan prosedur secara baik dalam menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa atau pabrik/industri
Menerapkan sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu internal dan tinjauan manajemen yang berkelanjutan
3.      Aspek Pertumbuhan dan Pengembangan
Sebagai sarana pemasaran
Dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen/pelanggan
Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan
Dapat meningkatkan produktifitas mutu jasa/produk
Dapat memberikan pelatihan yang sistematik kepada staf melalui prosedur dan instruksi yang baik
Mengantisipasi tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan bersama
Sebagai dasar/pondasi yang mantap untuk pengembangan mutu selanjutnya menuju manajemen mutu terpadu

Prinsip Manajemen Mutu ISO 9000
Prinsip 1: Fokus Pada Pelanggan
Organisasi tergantung pada pelanggan mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi harapan pelanggan.

Prinsip 2: Kepemimpinan
Pimpinan puncak organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Prinsip 3: Pelibatan Orang
Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.

Prinsip 4: Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses mengubah masukan (input) terukur kedalam keluaran (output) terukur melalui sejumlah langkah berurutan yang terorganisasi.

Prinsip 5: Pendekatan Sistem Pada Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Prinsip 6: Perbaikan Berkesinambung
Perbaikan berkesinambung dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Perbaikan berkesinambung didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan/atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Perbaikan berkesinambung membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang progresif, merespon perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sehingga akan menjamin suatu evolusi dinamis dari sistem manajemen mutu.

Prinsip 7: Pendekatan Fakta Pada Pengambilan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen mutu.

Prinsip 8: Hubungan Yang Saling Menguntungkan Dengan Pemasok
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.
ISO memperbaharui standarnya pada tahun 2000 menjadi lebih seperti sistem manajemen kualitas yang lebih terperinci dan disebut ISO 9001:2000.
ISO 14000
Proses internasionalisasi kualitas yang terus terbukti dengan dikembangkannya ISO 14000. ISO 14000 merupakan standar manajemen lingkungan yang mengandung lima elemen pokok: manajemen lingkungan, audit, evaluasi kinerja, pelabelan, dan penilaian siklus hidup.
Standar baru ini memiliki beberapa kelebihan:
Citra publik yang positif dan ekspos yang berkurang terhadap kewajibannya
Pendekatan sistematis yang baik untuk pencegahan polusi melalui minimalisasi dampak ekologis dari produk dan aktivitas perusahaan
Ketaatan dengan persyaratan peraturan dan peluang untuk mendapatkan keunggulan bersaing
Berkurangnya kebutuhan untuk melakukan audit majemuk

Sertifikasi ISO 14000
Agar suatu organisasi dianugerahi ISO 14000 mereka harus diaudit secara eksternal oleh badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi oleh ANSI-ASQ, Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan Akreditasi Nasional di Irlandia.

Manfaat ISO 14000:
Pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi
Untuk menyediakan peralatan yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga mencerminkan organisasi yang baik.
Dapat mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.
Dapat menekan biaya produksi, dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak yang peduli terhadap lingkungan.
Memberi jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap lingkungan.
Dapat meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar pangsa pasar.
Menunjukan ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang berkaitan dengan lingkungan.
Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.
Dapat meningkatakan otivasi para pekerja.

Prinsip Pokok Elemen ISO 14000
a.  Prinsip Pertama
Organisasi harus menetapkan kebijakan lingkungan dan memastikan memiliki  komitmen terhadap SML
b. Prinsip Kedua
Organisasi harus menyusun rencana untuk menaati kebijakan lingkungan yang ditetapkan sendiri.
c.  Prinsip Ketiga: Implementasi dan Operasi
Agar terlaksana dengan efektif, organisasi harus mengembangakan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk menaati kebijakan lingkungan, tujuan dan sasaran manajemen.
d.  Prinsip keempat: pemeriksaan dan koralasi
Organisasi harus memeriksa, memantau dan mengorelasi kinerja lingkungan.
e.  Prinsip kelima: kaji ulang manajemen
Organisasi harus mengkaji ulang dan terus menerus memperbaiki standart manajemen lingkungan dengan maksud untuk menyempurnakan kinerja lingkunga yang telah dicapai.

2.5 Konsep Dasar  ANTARA DEMING, JURAN, dan CROSBY
Tiga penulis Mutu yaitu W. Edwards Deming, Joseph Juran dan Philip B. Crosby menulis tentang Mutu dalam Industri Produk, meskipun ide-ide mereka dapat diterapkan pada Industri Jasa.
Tidak satupun diantara mereka membahas tentang Mutu Pendidikan, namun masukan mereka tentang Mutu sangat besar pengaruhnya terhadap Manajemen Mutu lainnya.
Berikut ini pandangan-pandangan mereka tentang Mutu yang berkaitan erat dengan Manajemen Mutu Terpadu/Total Quality Management.
Deming
            W. Edwards Deming mengemukakan tentang Mutu bersifat Filsafat. Dalam bukunya yang berjudul Out of the Crisis, beliau menggabungkan konsep Mutu mulai dari wawasan Psikologis sampai dengan Kultur Mutu (Quality Culture).
            Deming menyatakan, ada empat belas poin manajemen mutu yaitu terdiri dari:
1.      Ciptakan sebuah usaha peningkatan produksi dan jasa.
2.      Adopsi falsafah baru.
3.      Hindari ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.
4.      Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga.
5.      Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa.
6.      Lembagakan pelatihan kerja.
7.      Lembagakan kepemimpinan.
8.      Hilangkan rasa takut.
9.      Uraikan kendala-kendala antar departemen.
10.  Hapuskan slogan, desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban kerja.
11.  Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik.
12.  Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya.
13.  Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat
Dan peningkatan kualitas kerja.
14.  Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi.

Menurut Deming, terdapat lima penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikan, yaitu :
1.      Kurang konstannya tujuan.
2.      Pola pikir jangka pendek.
3.      Evaluasi prestasi individu.
4.      Rotasi kerja yang tinggi.
5.      Manajemen yang menggunakan angka yang tampak.

Kegagalan mutu terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1.      Umum terdiri dari : desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai.
2.      Khusus yaitu : kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.

Juran
Buku karangan Joseph Juran adalah Juran’s Quality Control Handbook, Juran on Planning for quality, dan Juran on Laedership for Quality. Juran termasyur dengan keberhasilannya menciptakan Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat. Juran mengemukakan tentang mutu yang terkenal dengan istilah Aturan 85/15. Juran menyatakan bahwa 85% masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil dari desain proses yang kurang baik. Menurut Juran Manajemen Mutu Strategis (Strategic Quality Management) adalah sebuah proses tiga bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat berbeda yang memberi kontribusi unik terhadap peningkatan mutu. Manajer seniormemiliki pandangan strategis tentang Organisasi. Manajer menengah memiliki pandangan operasional tentang Mutu dan para karyawan memiliki tanggungjawab terhadap Kontrol Mutu.

Crosby
Philip Crosby mengemukakan ide dalam mutu yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1.      Ide bahwa mutu itu Gratis
2.      Ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu, bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu.
Dalam Quality Is Free, Crosby mengemukakan bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik.
Teori Zero Defects (Tanpa Cacat) yang dikemukakan Philip Crosby adalah ide yang melibatkan penempatan sistem pada sebuah wilayah yang memastikan bahwa segala sesuatunya selalu dikerjakan dengan metode yang tepat sejak pertama kali dan selamanya.

Program mutu yang dikemukakan Crosby terdiri dari 14 langkah yaitu :
1.      Komitmen Manajemen (Management Commitment)
2.      Tim Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team)
3.      Pengukuran Mutu (Quality Measurement)
4.      Mengukur Biaya Mutu (The Cost of Quality)
5.      Membangun Kesadaran Mutu (Quality Awareness)
6.      Kegiatan Perbaikan (Corrective Actions)
7.      Perencanaan Tanpa Cacat (Zero Defect Planning)
8.      Pelatihan Pengawas (Supervisor Training)
9.      Hari Tanpa Cacat (Zero Defect Day)
10.  Penyusunan Tujuan (Goal Setting)
11.  Penghapusan Sebab Kesalahan (Error-Cause Removal)
12.  Pengakuan (Recognition)
13.  Dewan-Dewan Mutu (Quality Councils)
14.  Lakukan Lagi (Do It Over Again)

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Manajemen Kualitas adalah fundamental dalam sebuah strategiperusahaan.  Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas yang baik, maka hasil dan kinerja akan berlaku untuk jangka panjang.

3.2. Saran
Sebelum manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik dan bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka. Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan produk dan layanan dan evaluasi.
Ada standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga membantu eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu sehingga kemudian dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Library & Knowledge Center Universitas Negeri Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan
http://prosesdokumentasi.wordpress.com
Wikipedia (2012). Manajemen Kualitas Total. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas

Library & Knowledge Center Bina Nusantara. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2012-1-00517

Tidak ada komentar:

Posting Komentar