MAKALAH
MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN
( Manajemen Kualitas )
DISUSUN OLEH :
1. Anis
Khoerunnisa
2. Cucun
Cahyati
3. Noviana
Sari
Semester V A
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
Jl.
H. Ir. Juanda Km. 3 Singaraja – Indramayu 45213
Telp.
(0234) 275946 Fax. (0234) 275946
DAFTAR ISI
Kata
pengentar………………………………………………………………..……… i
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ………………………..……………………..………………...… 1
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………….. .……..………………….... 4
1.3 Tujuan
Penulisan………………………………….. ……………..……………… 4
BAB
II PEMBAHASAN
2.1Kualitas dan
Strategi…………………..…………………..…………………..….. 5
2.2 Definisi
Kualitas…………………..……..…………………..…………………..
6
2.3 Biaya
Kualitas …………….……………..…………………..………………….. 8
2.4 Standar
Kualitas Internasional …………………..…………..………………….. 12
2.5 Konsep Dasar
antara Deming, Juran, dan Crosby …………..………………….. 20
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan……………………………….………………………………….… 25
3.2 Saran……………………………………………………..……………………..
28
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………….….…………………. 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, para ahli sejarah
mendifinisikan bahwa masa sekarang merupakan masa produktivitas karena banyak
negara yang mencoba menciptakan berbagai produk yang diminati oleh banyak
konsumen. Salah satu contohnya adalah Jepang. Negara ini mengalami revolusi
dalam bidang kualitas yang menyebabkan banyak konsumen yang lebih menyukai
produk dari Jepang dibanding dari negara asal konsumen itu sendiri. Dapat
diambil contoh seperti konsumen Amerika lebih menyukai produk Jepang, tapi
produsen Amerika tidak menyukainya. Orang amerika telah mengekspor jutaan
kesempatan kerja dan neraca perdagangannya timpang sehingga dipaksa untuk
melawan revolusi kualitas tersebut.
Oleh karena itu, meningkatnya persaingan
semakin menyadarkan perusahaan akan pentingnya kualitas. Arti mutu atau
kualitas yang awalnya bersifat netral perlahan-lahan bergerak ke arah yang
positif. Upaya untuk meningkatkan kualitas ini sudah dimulai pada dekade
1980-an, dimana banyak perusahaan mengambil inisiatif untuk meningkatkan mutu
tetapi hanya sedikit sekali yang berhasil menjadi pemimpin di bidang mutu.
Dengan demikian, persaingan di bidang mutu meningkat dengan drastis.
Dr.
Joseph M Juran salah satu Guru dalam Bidang Manajemen Kualitas memberikan definisi
tentang manajemen kualitas sebagaikumpulan aktivitas dan kegiatan
yang berkaitan dengan
kualitas
dan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kualitas
adalah bagian dari setiap Agenda Manajemen Atas (Top Management).
Manajemen
Atas merupakan salah satu Pengendali Organisasi dalam menjalani Visi dan Misi
Perusahaan, dan untuk mencapai Sasaran serta Cita-cita Bisnis yang telah
dicanangkan, maka perlu adanya Agenda Kerja yang terintegrasi di semua lapisan
organisasi.
2. Tujuan
dan Sasaran Kualitas selalu masuk dalam Rencana Bisnis (Business Plan)
Tumbuh
Kembang Perusahaan diawali dengan Business Plan yang jelas, setelah Anda
mempunyai Business Model yang akan dijalankan, selanjutnya kelengkapan dari
sisi Infrastruktur dan Substansi Bisnis harus didukung dengan sebuah
Perencanaan yang Strategis. Kualitas menjadi salah satu poin penting
dalam Business Plan. Tidak ada namanya Bisnis jika Anda tidak melakukan
Penjualan. Dan penjualan sangat relevan dengan pelanggan. Sedemikian
Peningkatan Kualitas akan terkait dengan Keinginan dan Kebutuhan Pelanggan dan
Pasar.
3. Sasaran
Manajemen Kualitas selalu disebar dalam Tingkatan Pengambil Tindakan (Execution
Level)
Rencana
yang Strategis dan Matang tidak akan terwujud dalam sebuah Performa dan Kinerja
yang Sukses jika hanya menjadi Wacana di tingkat Pengambil Kebijakan.
Karena itulah Manajemen Kualitas akan disebarkan diseluruh Pengambil Tindakan
atau Level Eksekusi.
4. Pelatihan
atau Training dilaksanakan disemua Tingkat
Untuk
membuat sebuah Rencana Strategis berhasil diperlukan persamaan persepsi dan
pemahaman akan Manajemen Kualitas. Anda perlu melakukan Sosialisasi dan
Pelatihan tentang Manajemen Kualitas disemua Lapisan Organisasi.
5. Pengukuran
Manajemen Kualitas berlaku menyeluruh di semua level organisasi
Proses
yang berjalan dengan Baik pada akhirnya memberikan Hail yang baik pula, dan
untuk menghindari adanya Penyimpangan dan Penyalahgunaan Wewenang atau
Kebijakan, diperlukan Pengukuran Kerja yang bersifat Periodik ataupun
Tentative, sehingga Manajemen Kualitas bernilai sempurna sejak direncanakan
sampai dilaksanakan.
Manajemen Kualitas adalah fundamental
dalam sebuah strategi perusahaan. Ketika Organisasi selalu bermain
dalam lingkungan kualitas yang baik, maka hasil dan kinerja
akan berlaku untuk jangka panjang.
Di lain pihak, perdebatan tentang kualitas
melibatkan permasalahan tentang bagaimana mendefinisikan kualitas, bagaimana
mengukurnya dan bagaimana menghubungkannya dengan laba. Ada banyak sekali
batasan tentang kualitas, tetapi tidak satu pun yang dapat menjelaskan dengan
tepat apa sebenarnya kualitas itu. Dalam arti luas, kualitas adalah sesuatu
yang dapat disempurnakan. Paradigma berbagai konsumen tentang kualitas itu
sendiri tidaklah sama. Dalam surevi yang dilakukan ASQC (American Society for
Quality Control) dan Gallup Organization terhadap lebih dari 3000 konsumen di
Amerika Serikat, Jepang dan Jerman Barat dapat kita lihat berbagai pandangan
mutu dari sudut konsumen yang dapat menimbulkan perbedaan standar mutu untuk
tiap negara.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa itu Kualitas dan Strategi ?
2.
Apa Definisi Kualitas ?
3.
Apa itu Biaya Kualitas ?
4.
Bagaiamana Standar Kualitas
Internasional ?
5.
Bagaimana konsep dasar Demings, Juran,
and Crosby on Quality ?
1.3. Tujuan
Penulisan
Tujuan dalam permasalahan ini sangat berguna bagi kita semua terutama pada
penulis, karena supaya kita bias mengetahui bagaimana pengendalian mutu itu
bisa kita jalankan dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kualitas
dan Strategi
Arnold Palmer
Hospital menemukan bahwa kualitas merupakan obat kuat untuk memperbaiki
operasi. Mengelola kualitas membantu mambangun strategi diferensiasi, biaya
rendah, dan respon cepat sukses. Kualitas adalah faktor penentu keberhasilan
bagi perusahaan-perusahaan. Peningkatan kualitas membantu perusahaan
meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang kemudian akan meningkatkan
keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat perusahaan mempercepat
respon mereka, merendahkan harga jual, dan meningkatkan reputasi mereka dengan
produk-produk yang berkualitas. Meningkatkan kualitas menurunkan biaya turun
karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework, bahan
yang terbuang, dan biaya garansi.
Perusahaan
dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di bandingkan dengan kualitas
yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh terhadap organisasi secara
keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting adalah membangun sebuah
organisasi yang dapat mencapai kualitas dan mempengaruhi organisasi secara
keseluruhan. Suatu strategi kualitas yang berhasil dimulai dengan lingkungan
organisasi yang membantu perkembangan kualitas yang berhasil dan diikuti oleh
pemahaman prinsip kualitas; upaya untuk melibatkan para pekerja dalam aktivitas
yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kualitas.
2.2 Definisi Kualitas
Dari
segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin qualis yang berarti sebagaimana kenyataannya’.Definisi kualitas secarai nternasional (BS
EN ISO 9000:2000)
adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat
dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003:4).
Sedangkan menurut American
Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer,
1997:92).
Beberapa
pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi.
Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai
‘kesesuaian untuk digunakan’. Definisi ini mencakup keistimewa
·
THE INTERNATIONAL STANDARDS ORGANIZATION
(ISO)
Kualitas
adalah "totalitas fitru-fitur dan karakteristik-karakteristik dari produk
atau layanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
atau kebutuhan yang tersirat"
·
M. SUYANTO (AMIKOM YOGYAKARTA)
Kualitas
merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifik
pelanggan. Kualitas meliputi kualitas kinerja, kesesuaian, daya tahan, dan
keandalan.
Kualitas merupakan kemampuan suatu
produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga
pendekatan dalam hal ini, yang pertama kualitas berbasis pengguna dimana
kualitas tergantung kepada audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh
orang pemasaran dan pelanggan. Yang kedua, kualitas berbasis manufaktur yang
biasanya diterapkan oleh manajer produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu
barang berarti pemenuhan standar dan membuat produk dengan benar sejak awal.
Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa kualitas
sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.
Pengaruh
Kualitas
Kualitas
merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan kualitas itu
penting, yaitu:
- Reputasi
Perusahaan.
Kualitas
akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
- Kehandalan
Produk.
Pengadilan
terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang, memproduksi,
atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan kerusakan
atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.
- Keterlibatan
global.
Kualitas
adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan
bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain,
dan harganya secara global.
2.3
Biaya Kualitas
Adalah
biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar karena
tidak sesuai dengan standar.
Ada
empat kategori utama yang dikaitkan dengan biaya kualitas, yaitu:
- Biaya
Pencegahan
Biaya
yang terkait dengan mengurangi kemungkinan komponen atau jasa mengalami
kerusakan. Contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas.
- Biaya
Penaksiran
Biaya
yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa.
Contoh: biaya pengujian, laboraturium, dan pemriksa.
- Kegagalan
internal
Biaya
yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum diantarkan
ke pelanggan. Contoh: rework, scrap, dan waktu tunggu akibat mesin
rusak
- Biaya
eksternal
Biaya
yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat.
Contoh: rework, barang yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan
kepercayaan, dan biaya pada masyarakat.
Tiga
biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya
eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk
yang berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi
berpendapat bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya
agresif di bidang kualitas.
Pengukuran
Biaya Kualitas
Biaya
kualitas juga dapat diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati atau
tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diobservasiadalah biaya-biaya yang
tersedia dari pencatatan akuntansi organisasi.Biaya kualitas yang
tersembunyi adalah biaya kesempatan yang dihasilkan dari kualitas buruk.
Ada
tiga metode yang diusulkan untuk menaksir biaya kualitas tersembunyi, yaitu:
1. Metode
Multiplikasi
Mengasumsikan
bahwa total biaya gagal hanya merupakan multiplikasi biaya-biaya gagal yang
diukur.
|
Dimana
k adalah efek multiplikasi berdasarkan pada pengalaman. Memasukkan biaya
tersembunyi dalm penilaian jumlah biaya gagal eksternal membuat manajemen dapat
lebih akurat dalam menentukan tingkat pengeluaran sumber daya untuk
aktivitas-aktivitas pencegahan dan penilaian. Dengan kenaikan biaya gagal,
diharapkan pihak manajemen akan meningkatkan investasinya dalam biaya kontrol.
2. Metode
Riset Pemasaran
Metode
riset pasar formal adalah metode-metode yang digunakan untuk menilai efek dari
kualitas buruk pada penjualan dan pangsa pasar. Hasil riset pemasaran dapat
digunakan untuk memproyeksikan laba rugi akan datang yang disebabkan oleh
kualitas buruk.
3. Fungsi
Kerugian Kualitas Taguchi
Fungsi
ini mengasumsikan bahwa setiap variasi dari nilai sasaran karakteristik
kualitas menyebabkan biaya kualitas tersembunyi. Biaya tersembunyi meningkat
secara kuadratikal ketika nilai aktual menyimpang dari nilai sasaran.
Rumus:
|
Dimana:
k
= konstanta proporsional yang tergantung pada struktur biaya gagal eksternal
organisasi
y
= karakteristik nilai kualitas aktual
T
= karakteristik nilai kualitas sasaran
Untuk
menerapkan fungsi taguchi, k harus diestimasi. Nilai
untuk kdihitung dengan membagi estimasi biaya pada satu batas
spesifik dengan deviasi kuadrat batas tersebut dari nilai sasaran:
d2
dimana:
c
= kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d
= jarak antara batas dengan nilai sasaran
Etika
dan Manajeman Kualitas
Bagi
seorang manajer operasi, memberikan produk dan jasa yang sehat, aman, dan
berkualitas kepada pelanggan adalah salah satu pekerjaan yang terpenting.
Kurangnya proses desain dan produksi, pengembangan produk-produk berkualitas
rendah tidak hanya mengakibatkan biaya produksi yeng lebih tinggi tetapi juga
dapat menimbulkan kecelakaan, tuntutan hukum, dan bertambahnya peraturan
pemerintah.
Jika
sebuah perusahaan yakin telah memperkenalkan sebuah produk yang layak
dipertanyakan, maka tindakan tanggung jawab harus didasari oleh perbuatan etis.
Sebuah perusahaan manufaktur harus menerima tangggung jawab untuk setiap produk
berkualitas rendah atau produk-produk yang terkontaminasi yang mereka pasarkan
kepada masyarakat.
Ada
banyak pihak berkepentingan yang terlibat dalam produksi dan pemasaran
produk-produk berkualitas rendah, termasuk pemegang saham, para pekerja,
pelangan, pemasok, distributor dan kreditor. Dalam hal etika, setiap perusahaan
harus mengembangkan nilai inti yang menjadi panduan sehari-hari untuk semua
orang.
2.4 Standar
Kualitas Internasional
ISO
9000
Kualitas
secara global sangat penting sehingga dunia bersatu menciptakan kualitas, ISO
9000. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM).
ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO,
yaitu organisasi internasional di
bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987
oleh International
Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC)
176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem
manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima
tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to
date dan relevan untuk organisasi.
Sertifikasi
ISO 9000
Untuk
memiliki sertifikat ISO 9000, suatu organisasi harus melalui proses selama 9
hingga 18 bulan yang mencakup dokumentasi prosedur kualitas, penilaian
lapangan, dan serangkaian audit yang terus berjalan terhadap produk atau jasa
yang dihasilkannya.
Manfaat
ISO 9000:
1. Aspek
Konsistensi Pelaksanaan dan Pengawasan
Memberikan
pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu.
Memastikan
konsistensi untuk memelihara mutu produk/jasa.
Menetapkan
kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan
proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan
hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu
2. Aspek
Pengendalian Pencegahan
Menentukan
secara jelas tanggung jawab dan wewenang dari personel kunci yang mempengaruhi
mutu
Mendokumentasikan
prosedur secara baik dalam menjalankan operasi dan proses bisnis penyedia jasa
atau pabrik/industri
Menerapkan
sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu internal dan
tinjauan manajemen yang berkelanjutan
3. Aspek
Pertumbuhan dan Pengembangan
Sebagai
sarana pemasaran
Dapat
meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen/pelanggan
Dapat
meningkatkan citra dan daya saing perusahaan
Dapat
meningkatkan produktifitas mutu jasa/produk
Dapat
memberikan pelatihan yang sistematik kepada staf melalui prosedur dan instruksi
yang baik
Mengantisipasi
tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan bersama
Sebagai
dasar/pondasi yang mantap untuk pengembangan mutu selanjutnya menuju manajemen
mutu terpadu
Prinsip
Manajemen Mutu ISO 9000
Prinsip
1: Fokus Pada Pelanggan
Organisasi
tergantung pada pelanggan mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus
memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan akan datang, harus memenuhi kebutuhan
pelanggan dan giat berusaha melebihi harapan pelanggan.
Prinsip
2: Kepemimpinan
Pimpinan
puncak organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka
harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat
menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Prinsip
3: Pelibatan Orang
Orang
pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi
dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk manfaat organisasi.
Prinsip
4: Pendekatan Proses
Suatu
hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan
sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses
mengubah masukan (input) terukur kedalam keluaran (output) terukur melalui
sejumlah langkah berurutan yang terorganisasi.
Prinsip
5: Pendekatan Sistem Pada Manajemen
Pengidentifikasian,
pemahaman dan pengelolaan dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai
suatu sistem akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Prinsip
6: Perbaikan Berkesinambung
Perbaikan
berkesinambung dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan
tetap dari organisasi. Perbaikan berkesinambung didefinisikan sebagai suatu
proses yang berfokus pada upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan/atau
efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
Perbaikan berkesinambung membutuhkan langkah-langkah konsolidasi yang
progresif, merespon perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan sehingga
akan menjamin suatu evolusi dinamis dari sistem manajemen mutu.
Prinsip
7: Pendekatan Fakta Pada Pengambilan Keputusan
Keputusan
yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk
menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat
terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi
sebaiknya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas
implementasi sistem manajemen mutu.
Prinsip
8: Hubungan Yang Saling Menguntungkan Dengan Pemasok
Suatu
organisasi dan pemasoknya adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai
tambah.
ISO
memperbaharui standarnya pada tahun 2000 menjadi lebih seperti sistem manajemen
kualitas yang lebih terperinci dan disebut ISO 9001:2000.
ISO
14000
Proses
internasionalisasi kualitas yang terus terbukti dengan dikembangkannya ISO
14000. ISO 14000 merupakan standar manajemen lingkungan yang mengandung lima
elemen pokok: manajemen lingkungan, audit, evaluasi kinerja, pelabelan, dan
penilaian siklus hidup.
Standar
baru ini memiliki beberapa kelebihan:
Citra
publik yang positif dan ekspos yang berkurang terhadap kewajibannya
Pendekatan
sistematis yang baik untuk pencegahan polusi melalui minimalisasi dampak
ekologis dari produk dan aktivitas perusahaan
Ketaatan
dengan persyaratan peraturan dan peluang untuk mendapatkan keunggulan bersaing
Berkurangnya
kebutuhan untuk melakukan audit majemuk
Sertifikasi
ISO 14000
Agar
suatu organisasi dianugerahi ISO 14000 mereka harus diaudit secara eksternal
oleh badan audit yang telah terakreditasi. Badan sertifikasi harus diakreditasi
oleh ANSI-ASQ, Badan Akreditasi Nasional di Amerika Serikat, atau Badan
Akreditasi Nasional di Irlandia.
Manfaat
ISO 14000:
Pengelolaan
lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam organisasi
Untuk
menyediakan peralatan yang berguna dan bermanfaat dan fleksibel sehingga
mencerminkan organisasi yang baik.
Dapat
mengidanfikasi, memperkirakan dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin
timbul.
Dapat
menekan biaya produksi, dapat mengurangi kecelakan kerja, dapat memelihara
hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak – pihak yang peduli
terhadap lingkungan.
Memberi
jaminan kepada konsumen mengenai komitmen pihak manajemen puncak terhadap
lingkungan.
Dapat
meningkat citra perusahaan,meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbesar
pangsa pasar.
Menunjukan
ketaatan perusahaan terhadap perundang – undangan yang berkaitan dengan
lingkungan.
Mempermudah
memperoleh izin dan akses kredit bank.
Dapat
meningkatakan otivasi para pekerja.
Prinsip
Pokok Elemen ISO 14000
a. Prinsip
Pertama
Organisasi
harus menetapkan kebijakan lingkungan dan memastikan memiliki komitmen
terhadap SML
b.
Prinsip Kedua
Organisasi
harus menyusun rencana untuk menaati kebijakan lingkungan yang ditetapkan
sendiri.
c.
Prinsip Ketiga: Implementasi dan Operasi
Agar
terlaksana dengan efektif, organisasi harus mengembangakan kemampuan dan
mekanisme pendukung yang diperlukan untuk menaati kebijakan lingkungan, tujuan
dan sasaran manajemen.
d.
Prinsip keempat: pemeriksaan dan koralasi
Organisasi
harus memeriksa, memantau dan mengorelasi kinerja lingkungan.
e.
Prinsip kelima: kaji ulang manajemen
Organisasi
harus mengkaji ulang dan terus menerus memperbaiki standart manajemen
lingkungan dengan maksud untuk menyempurnakan kinerja lingkunga yang telah
dicapai.
2.5
Konsep Dasar ANTARA DEMING, JURAN, dan CROSBY
Tiga
penulis Mutu yaitu W. Edwards Deming, Joseph Juran dan Philip B. Crosby menulis
tentang Mutu dalam Industri Produk, meskipun ide-ide mereka dapat diterapkan
pada Industri Jasa.
Tidak
satupun diantara mereka membahas tentang Mutu Pendidikan, namun masukan mereka
tentang Mutu sangat besar pengaruhnya terhadap Manajemen Mutu lainnya.
Berikut
ini pandangan-pandangan mereka tentang Mutu yang berkaitan erat dengan Manajemen
Mutu Terpadu/Total Quality Management.
Deming
W.
Edwards Deming mengemukakan tentang Mutu bersifat Filsafat. Dalam bukunya yang
berjudul Out of the Crisis, beliau menggabungkan konsep Mutu mulai dari
wawasan Psikologis sampai dengan Kultur Mutu (Quality Culture).
Deming
menyatakan, ada empat belas poin manajemen mutu yaitu terdiri dari:
1. Ciptakan
sebuah usaha peningkatan produksi dan jasa.
2. Adopsi falsafah
baru.
3. Hindari
ketergantungan pada inspeksi massa untuk mencapai mutu.
4. Akhiri
praktek menghargai bisnis dengan harga.
5. Tingkatkan
secara konstan sistem produksi dan jasa.
6. Lembagakan pelatihan
kerja.
7. Lembagakan kepemimpinan.
8. Hilangkan rasa
takut.
9. Uraikan kendala-kendala antar departemen.
10. Hapuskan slogan,
desakan, dan target, serta tingkatkan produktifitas tanpa
menambah beban kerja.
11. Hapuskan standar
kerja yang menggunakan quota numerik.
12. Hilangkan
kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya.
13. Lembagakan
aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat
Dan
peningkatan kualitas kerja.
14. Tempatkan
setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi.
Menurut
Deming, terdapat lima penyakit yang signifikan dalam konteks pendidikan, yaitu
:
1. Kurang
konstannya tujuan.
2. Pola
pikir jangka pendek.
3. Evaluasi
prestasi individu.
4. Rotasi
kerja yang tinggi.
5. Manajemen
yang menggunakan angka yang tampak.
Kegagalan
mutu terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. Umum
terdiri dari : desain kurikulum yang lemah, bangunan yang tidak memenuhi
syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang tidak sesuai,
jadwal kerja yang serampangan, sumberdaya yang kurang, dan pengembangan staf
yang tidak memadai.
2. Khusus
yaitu : kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi,
kegagalan komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan
perlengkapan-perlengkapan.
Juran
Buku
karangan Joseph Juran adalah Juran’s Quality Control Handbook, Juran
on Planning for quality, dan Juran on Laedership for Quality. Juran
termasyur dengan keberhasilannya
menciptakan Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat. Juran
mengemukakan tentang mutu yang terkenal dengan istilah Aturan 85/15. Juran
menyatakan bahwa 85% masalah-masalah mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil
dari desain proses yang kurang baik. Menurut Juran Manajemen Mutu Strategis
(Strategic Quality Management) adalah sebuah proses tiga bagian yang didasarkan
pada staf pada tingkat berbeda yang memberi kontribusi unik terhadap
peningkatan mutu. Manajer seniormemiliki pandangan strategis
tentang Organisasi. Manajer menengah memiliki pandangan
operasional tentang Mutu dan para karyawan memiliki
tanggungjawab terhadap Kontrol Mutu.
Crosby
Philip
Crosby mengemukakan ide dalam mutu yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Ide
bahwa mutu itu Gratis
2. Ide
bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu, bisa dihilangkan
jika institusi memiliki kemauan untuk itu.
Dalam Quality
Is Free, Crosby mengemukakan bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan
mutu akan menghasilkan mutu yang baik.
Teori Zero
Defects (Tanpa Cacat) yang dikemukakan Philip Crosby adalah ide yang
melibatkan penempatan sistem pada sebuah wilayah yang memastikan bahwa segala
sesuatunya selalu dikerjakan dengan metode yang tepat sejak pertama kali dan
selamanya.
Program
mutu yang dikemukakan Crosby terdiri dari 14 langkah yaitu :
1. Komitmen
Manajemen (Management Commitment)
2. Tim
Peningkatan Mutu (Quality Improvement Team)
3. Pengukuran
Mutu (Quality Measurement)
4. Mengukur
Biaya Mutu (The Cost of Quality)
5. Membangun
Kesadaran Mutu (Quality Awareness)
6. Kegiatan
Perbaikan (Corrective Actions)
7. Perencanaan
Tanpa Cacat (Zero Defect Planning)
8. Pelatihan
Pengawas (Supervisor Training)
9. Hari
Tanpa Cacat (Zero Defect Day)
10. Penyusunan
Tujuan (Goal Setting)
11. Penghapusan
Sebab Kesalahan (Error-Cause Removal)
12. Pengakuan
(Recognition)
13. Dewan-Dewan
Mutu (Quality Councils)
14. Lakukan
Lagi (Do It Over Again)
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Pada
dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas
terpadu (total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk
meningkatkan performansi secara terus menerus (continuous performance
improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area
fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia.
Manajemen
Kualitas adalah fundamental dalam sebuah strategiperusahaan.
Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas
yang baik, maka hasil dan kinerja akan berlaku
untuk jangka panjang.
3.2.
Saran
Sebelum
manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin organisasi harus terlebih
dahulu mendapatkan pemahaman yang baik tentang apa kualitas yang baik dan
bagaimana hal itu telah berkembang selama bertahun-tahun dalam bisnis
mereka. Mereka juga harus memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga
mereka akan lebih mampu untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal
peningkatan produk dan layanan dan evaluasi.
Ada
standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk mempertahankan tingkat
kualitas yang telah datang yang diharapkan di berbagai industri. Hal ini juga
membantu eksekutif dalam memahami tujuan sebenarnya dari manajemen mutu
sehingga kemudian dapat digunakan dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil
akhir yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Library & Knowledge Center Universitas
Negeri Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan
http://prosesdokumentasi.wordpress.com
Wikipedia (2012). Manajemen Kualitas Total. http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_kualitas
Library & Knowledge Center Bina Nusantara.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2012-1-00517
Tidak ada komentar:
Posting Komentar